PEDULI LINGKUNGAN ALA MASYARAKAT
BADUY DALAM
Ketika saya berkunjung keBaduy Dalam tahun
1994, saya dan teman-teman satu kelompok ditempatkan di rumah satu keluarga yang
mendapat julukan Ayah Pulung. Artinya di keluarga tersebut punya anak pertama yang
bernama Pulung. Sejakdatang
sayat erkesima dengan caranyasi Pulung (anaklaki-lakiusia
10 tahunan) yang menyambut tamunya dengan begitu hormat. Beberapa kali
cangkir sederhana itu diisi air, mungkin melihat kami yang kehausan –setelah 10 jam
perjalanan dari Baduy Luarke Baduy Dalam.
Sambil istrahat,
kami membuka perbekalan, ada mie instan, leupeut, sarden, kornet, jeruk,
dan cemilan lainnya. Olala…. Saya terheran-heran dengan si Pulung yang
memisahkan sampah dari kresek yang sudah kami
masukan dengan rapih.Sejurus kemudian sayabertanya dengan bahasa Sunda “Eta kunaonruntah
make dipisahkeun, pan geus diabuskeun rapihna keresek engke karimiceun?”.Dengan logat Baduynya
yang kental diamenjawab“ Runtahna aya dua, runtah kebon jeung runtah kota”.
“Runtah kebon mah rek dikubur di kebon, ari runtah kota mah rekdiduruk”. Yang saya tahu saat itu runtah kebon,
sampah yang mudah membusuk
(sekarang disebut sampah organik). Sedangkan runtah kota sampah yang
tidak mudah membusuk (sekarang disebut sampahan organik).
Dipikir sekarang berate
si Pulung sudah tahu cara pengomposan sederhana dari sampah organic,
yaitu dengan menguburnyalangsung di tanah. Sedangkan untuk sampahan organik,
saat ini tidak tepat untukdibakar karena mengeluarkan racun.Tetapi saya pikir
untukl ingkungan Baduy Dalam masih bisa, karena banyak penyerapracun (tumbuhan).
Kami
dilarang mandi memkai sabun mandi dan shampoo, sikat gigi pun tanpa odol. Ada teman yang
sempat mencoba pakai sabun, tapi akhirnya tidak jadi, takut kualat. Orang
Baduy Dalam untuk membersihkan badan dan rambut memakai sejenistanah lempung yang
mengeluarkan busa halus.Mereka mencuci piring dan baju dengan rumput yang berbusa,
kalo diciumbaunya seperti sabun batangan cap oplet tahun 80-an.
Hidup mereka begitu sederhana,
bajunya berwarna putih dan hitam. Baju
yang mereka pakai hasil menenun dan menggunakan pewarna alami.
Rumah-rumah sama bentukdan bahannya berupa rumah panggung.
Terbuat dari kayu dan bilik bambu, dengan atap rumput rumbia, ijuk, atau daun kelapa.Justru menurut penelitian
UNESCO, rumah seperti ini rumah yang aman dari bencana gempa bumi, karena sifatnya yang
lenturdari guncangan.
Rumah-rumah mengikutik ontur tanah,
tidak ada tanah yang diurug atau tanah yang diratakan.Untuk keseimbangan bentuk rumah,
sehingga tiang-tiang penyangga rumah tidak sama panjang.
Ketika bepergian keluardaerah,
merekajalan kaki secara berurutan (kitaseringmenyebutnyangabaduy),
tidak menggunakan kendaraan, katanya “teumeunangceukOlot”. (sebutanuntukketuaadatatauPu’un).MerekabisaberkunjungsampaiBanten
Kota, Jakarta, bahkan Bandung.CekCekCek……. Kalaukitapastigempor, ha ha ha…..
Kita pun
hanyabisaberkunjungseharisemalam,
karenatakutmembawapengaruhnegatifbaikuntuklingkunganalamnyamaupununtukkehidupansosialbudaya.Karenaitusetelahkunjunganwisatawan,
merekamenggunakanacara “bersihdesa”.Sejenisupacarabersih-bersihdarisampah yang
dibawapengunjung.
Untukkayubakar,
merekamemperolehnyadari ranting-ranting kayu, ataudaripohon yang
tumbangdimakanrayap. Ada hutan yang bisadiambilbuahnya, tapiitupundakbolehditebangpohonnya,.
Ada jugahutan yang dianngapkeramat, tidakbolehdidatangiolehsiapapun.
Dengnandemikiankeberadaanhutansebagairesapan air sangatterjaga
Dari
tulisansederhanaini,
sayatidakmengajakpembacauntukberperilakudanhidupsepertimasyarakatBaduyDalam.Sayahanyainginmengajak
agar lebihpedulidancintalingkungan yang bisakitalakukan.Minimal bisabuangsampah
yang benerketampatnya.Syukur-syukursudahbisamemilahsampah organic
dananorganik.lebihsyukurlagibisamembuatkompos di rumahatau di sekolah.Menanampohonuntukasupanoksigen,
penyerapracunasapkendaraan, peredamkebisingan. Jalankakiataunaiksepedauntukbebergianjarakdekat.
Terakhirsayainginmengajakuntukmerenungi
kata katabijak orang SundaBaheula “gunungkaian,
gawirawian, cinyusurumatan, pasirtalunan, sampalankebonan, walunganrawatan,
legokbalongan, dataransawahan, situ pulasaraeun, lembururuseun, basisirjagaeun”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar